"Welcome To MY Blog

Sabtu, 05 Januari 2019

Jurnal Dari Penerapan System Development Life Cycle (SDLC) Model.

Model SDLC yang sering digunakan atau diterapkan adalah sebagai berikut.
1. Model Waterfall SDLC
jurnal penerapan metode waterfall :
Penerapan Metode Waterfall Pada Sistem Informasi Penjualan Furniture Berbasis Web.
(Journal on Networking and Security - Volume 5 No 4 – Oktober 2016
ISSN : 2302-5700
E - ISSN : 2354-6654)


perekonomian masyarakat terus berkembang mereka membentuk kelompok - kelompok berskala kecil atau yang biasa kita sebut UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), disisi lain pemerintah juga sedang gencar melakukan kampanye “cintai produkproduk dalam negeri” sehingga sektor UMKM dipacu dan dipromosikan agar mampu bersaing dengan produk produk dari luar negeri, dalam upaya untuk menguatkan perekonomian dalam negeri. UMKM yang didorong oleh pemerintah mulai dari industri yang berbasis makanan, perikanan, pertanian, kerajinan dan yang lainnya. Sebagai contoh produk UMKM yang berbasis kerajinan. Industri kerajinan, dalam hal ini industri furniture , industri yang erat kaitannya dengan kebutuhan pembangunan rumah, dimana pembangunan perumahan juga sedang gencargencarnya dilakukan oleh pemerintah maupun swasta untuk mengimbangi permintaan dan populasi penduduk. Disisi lain tempat penjualan furniture ini masihmenggunakan metode tradisional yang terbatas pada ruang dan waktu, sehingga perlu dilakukan penjualan yang lebih luas dan efisien, dengan memanfaatkan teknologi yang ada terutama teknologi informasi internet, mengingat perkembangan teknologi informasi di Indonesia yang terus berkembang.

Rangkuman :
Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan dan disebut juga sebagai alur hidup klasik. karena Pengembangan sistem dikerjakan secara terurut mulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung.
Model Waterfall merupakan model yang paling populer diantara model pendekatan yang lain didalam SDLC dan bekerja secara linier dan berurutan.  model ini merupakan model yang paling awal terbentuk. Pendekatan ini mengikuti suatu paradigma yang dikenal dengan documentation driver paradigm, harapanya adalah bahwa disetiap proses pengembangan sistem, setiap langkah yang dilakukan akan dikomentasi atau ditulis dalam bentuk spesifikasi dalam laporan yang detil.
Kelemahan yang di alami saat menerapkan metode ini yaitu Resiko yang tinggi karena proses nya terlalu lama, Tidak cocok untuk project yang terlalu complex dan Object Oriented Projects, Tidak cocok untuk project jangka lama dan untuk project yang sedang berjalan, Tidak cocok untuk project yang mudah berganti-ganti model proses.

2.Model Rapid Application Development SDLC
jurnal penerapan metode Rapid Aplication Develovment :
Penerapan Aplikasi Program Penjualan Dan Pembelian Menggunakan Model Rapid Application Development.
(JURNAL INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 2017, pp. 261~271
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247)


Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan, penulis masih menemukan adanya suatu kegiatan usaha bisnis yang pengelolaan datanya dilakukan secara manual. Kegiatan pembelian dan penjualan pada toko pakaian merupakan salah satu kegiatan usaha bisnis tersebut. Dengan pengolahan datanya yang masih manual, hal ini menyebabkan proses pembelian dan penjualan pakaian yang kurang efektif dan efisien. Adanya kesulitan dalam pengecekan stok pakaian yang tersedia ditoko, terdapat kekeliruan dalam bertransaksi yang dpaat menyebabkan kerugian. begitu juga dengan pembuatan laporan pembelian dan penjualan yang masih dalam bentuk file excel, serta proses pembuatan laporan masih memakan waktu yang lama dan kurang akurat.
Untuk mengatasi permasalahan pada sistem pembelian dan penjualan pakaian diperlukan pengembangan serta perancangan program yang terintegrasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan mempermudah perusahaan dalam bertransaksi.

Rangkuman :
Model RAD sebagai salah satu alternatif dari model System Development life Cycle (SDLC), yang pada saat ini banyak yang menggunakannya untuk mengatasi keterlambatan dan permasalahan yang terjadi apabila menggunakan model yang masih bersifat konvensional. Model RAD ini sesuai untuk menghasilkan sistem perangkat lunak dengan kebutuhan mendesak dan waktu yang singkat dalam penyelesainnya. Jika kebutuhan perangkat lunak dipahami dengan baik dan lingkup perangkat lunak dibatasi dengan baik sehingga tim dapat menyelesaikan pembuatan perangkat lunak dengan waktu yang pendek. Model RAD membagi tim pengembang menjadi beberapa tim untuk mengerjakan beberapa komponen masing masing tim pengerjaan dapat dilakukan secara parallel. Model RAD ini sangat mementingkan keterlibatan pengguna dalam proses analisa dan perancangannya, dan dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan secara nyata akan dapat meningkatkan tingkat kepuasan pengguna sistem.
Sebuah sistem yang memiliki tingkat kedinamisan yang tinggi, ketersediaan waktu dang anggaran biaya pengembangan yang terbatas, untuk memenuhi kebutuhan informasi terkini secara cepat dan akurat, dan memerlukan kedekatan interaksi atara personal dengan karakteristik penggunanya, maka lebih tepat mereapkan model Rapid Apllication Development (RAD), hal ini disampaikan oleh Pandey,et al, 2013. Menerapkan model RAD ini, harus mempertimbangkan aspek waktu dan biaya secara seimbang dan lebih sesuai untuk pengembangan sistem informasi yang unggul dalam hal kecepatan, ketepatan dan biaya yang rendah. Hal ini perlu juga melibatkan interaksi dengan pengguna, sehingga nantinya mencapai kepuasan dalam penerapan sistem barunya (Noertjahyana,et al, 2002)

Metode ini memiliki kekurangan yaitu Membutuhkan developer / designer yang berpengalaman, Ketergantungan pada keterampilan model, dan Kompleksitas manajemen, Tidak dapat diterapkan pada proyek yang kecil / murah.

3.Model Prototype SDLC
Jurnal penerapan model prototype SDLC :
penerapan model prototype pada Pembangunan Sistem Informasi Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Universitas Brawijaya.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
(Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3538-3544
e-ISSN: 2548-964X)


Jabatan fungsional dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri (Peraturan MenPAN dan RB No. 17 tahun 2013). Jabatan fungsional dosen ini merupakan bentuk penghargaan atas prestasi kerja dan pengabdiannya. Namun proses kenaikan pangkat dan jabatan dosen memiliki sejumlah permasalahan yang ditemui dalam prosesnya. Setelah melakukan proses wawancara dengan pegawai administrasi kepegawaian Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM) dan ketua jurusan Sistem Informasi FILKOM Universitas Brawijaya, permasalahan pada proses kenaikan pangkat yang ditemui adalah pertama, dosen tidak memiliki insiatif sendiri untuk melakukan pengajuan kenaikan jabatan fungsional. Padahal fungsi kenaikan jabatan fungsional dosen sangat penting bagi akreditasi perguruan tinggi tempat dosen bernaung. Pada penelitian pembagunan sistem informasi kenaikan jabatan fungsional Universitas Brawijaya ini memiliki aspek utama dalam hal pemenuhan proses bisnis pada sistem informasi yang dikembangkan nantinya dibangun sesuai proses bisnis serta membantu mengautomatisasi proses bisnis yang ada.

Rangkuman :
Model prototyping merupakan proses iterative dalam pengembangan sistem dimana kebutuhan/requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working sistem) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis (Al fatta, 2007). Menurut Ogedebep dan Jacob B (2012), prototype memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna dengan cara memperkenankan pengguna untuk berinteraksi dengan prototype.
Prototyping digunakan untuk memungkinkan client/user mengevaluasi sistem yang di rancang di awal oleh developer dan mencobanya sebelum di implementasikan. Hal ini dapat membantu memahami persyaratan pembangunan sistem yang spesifik oleh user dan mungkin belum implementasikan oleh developer selama perancangan produk.
atinkartini1299.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar